Susumpitan Dalam Tradisi Sunda



Sejak dulu masyarakat Sunda dikenal sebagai bangsa yang agraris yang identik dengan pertanian. Pola kehidupan tersebut tidak hanya menjadikan tanah Sunda kaya akan beraneka ragam jenis padi unggulan, tetapi juga menjadikannya kaya akan seni dan budaya. Susumpitan, menjadi salah satu contoh budaya yang lahir dari pola kehidupan masyarakat Sunda yang agraris.

Dalam bahasa Sunda, Susumpitan berarti memainkan sumpit. Menariknya, dalam tradisi nusantara tidak hanya masyarakat Sunda yang memainkan sumpit, orang Dayak dan Papua juga mengenal budaya ini sejak lama. Tentu sumpit dari berbagai suku bangsa di Indonesia ini memiliki ciri khas dan bentuknya sendiri.



Sumpit sunda terbuat dari rotan yang berdiamater kecil, panjangnya sekitar 1-2 meter. Pada bagian ujung-ujungnya diberi lem perekat yang berfungsi agar sumpit tidak mudah pecah. Anak sumpit terbuat dari bambu yang sudah dibuat pipih dan tajam pada bagian ujungnya. Sementara bagian pangkal anak panah diberi kapas atau busa sehingga mudah terbang ketika mendapat gaya dorong.  

Masyarakat Sunda mengenal sumpit sebagai senjata untuk berburu. Seiring berjalannya waktu, sumpit kini lebih dikenal sebagai permainan tradisional yang disebut dengan susumpitan. Aturan dalam permainan tradisional susumpitan sederhana, anak sumpit yang dihempaskan harus mengenai sasaran berupa buah pepaya yang digantung dari jarak sekitar 5 meter. Meski terlihat mudah, namun dibutuhkan ketangkasan, yaitu perpaduan antara ketenangan dan keahlian khusus untuk bisa mengenai target yang sudah ditentukan.

Di tengah gerak laju perubahan zaman, permainan tradisional susumpitan kini makin jarang dimainkan. Hal tersebut mendorong berbagai komunitas yang peduli dengan kebudayaan Sunda untuk membangkitkan lagi berbagai permainan tradisional sunda melalui lomba. Kampung Budaya Sindang Barang misalnya,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Tradisi Tradisional Indonesia