Postingan

Gambar
TRADISI SIRAMAN SUKU JAWA Sejarah merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang tak pernah mati termakan lapuknya usia, berdiri sepanjang masa, bicara dengan fakta dan bukti nyata. Sejarah tidak hanya mencatat tentang peristiwa-peristiwa yang menyangkut tanggal, tempat kejadian serta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, melainkan menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya. Seperti yang dijelaskan oleh Abdul Gani Selim bahwa: Sejarah bukanlah sekedar catatan tentang peristiwa yang menyangkut tanggal dan tempat kejadian serta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Tapi juga menyangkut budaya yang nilai-nilainya diinternalisasikan dalam perilaku masyarakat pendukungnya dari waktu ke waktu (2008:3).         Sesuai dengan hal tersebut, Sejarah dapat dijadikan pedoman hidup bagi masa kini dan masa yang akan datang. Negara yang besar adalah Negara sadar akan sejarah, berdiri di atas sejarah dan bercermin dengan sejarah. Oleh karena itu, keberhasilan yang telah dicapai merup
ADAT ISTIADAT JAWA UPACARA TINGKEBAN ( TUJUH BULANAN ) Diposkan pada  30 April 2015  oleh  mikdars68 Asal Muasal Upacara Tingkeban Tradisi tujuh bulanan atau tingkeban atau disebut juga mitoni yaitu upacara tradisional selamatan terhadap bayi yang masih dalam kandungan selama tujuh bulan. Tradisi ini berawal ketika pemerintahan Prabu Jayabaya. Pada waktu itu ada seorang wanita bernama Niken Satingkeb bersuami seorang pemuda bernama Sadiya. Keluarga ini telah melahirkan anak sembilan kali, namun satu pun tidak ada yang hidup. Karena itu, keduanya segera menghadap raja Kediri, yaitu Prabu Widayaka (Jayabaya). Oleh sang raja, keluarga tersebut disarankan agar menjalankan tiga hal, yaitu: Setiap hari rabu dan sabtu, pukul 17.00, diminta mandi menggunakan tengkorak kelapa (bathok), sambil mengucap mantera: “Hong Hyang Hyanging amarta martini sinartan huma, hananingsun hiya hananing jatiwasesa. Wisesaning Hyang iya wisesaningsun. Ingsun pudya sampurna dadi manungsa.” Setela
Gambar
Artikel Adat Istiadat Suku Jawa Jika kamu pernah menghadiri ke pernikahan teman kamu yang berada di tanah Jawa, pasti setelah menghadiri ke pernikahan teman yang berasal dari suku Jawa, kamu pasti bakal tahu susunan-susunan upacara adat pernikahannya. Pernikahan tradisional adat Jawa ini sangat dikenal dengan kesuciannya, bahkan sampai saat ini pernikahan tradisional adat Jawa masih dilestarikan. Dibawah ini akan ada urutan-urutan pernikahan tradisional adat Jawa: Itulah susunan-susunan pernikahan tradisional didalam adat Jawa. 1.      Nontoni Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya. Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya